twitter






PAMEKASAN, - Wakil Ketua Komisi D DPRD Pamekasan Djuhaini meminta jam pelajaran pendidikan agama perlu ditambah untuk meningkatkan pembinaan moral bagi pelajar.

"Jam pelajaran pendidikan agama di lembaga pendidikan di berbagai tingkatan masih sangat kurang dan hal itu jelas akan berdampak pada pemahaman moral dan agama peserta didik," katanya di Pamekasan, Selasa (27/9/2011).

Djuhaini mengemukakan hal ini menanggapi maraknya aksi tawuran antarpelajar di sejumlah daerah akhir-akhir ini, termasuk di kota itu sendiri dalam sepekan terakhir.

Menurut dia, pelajaran agama di berbagai lembaga pendidikan yang ada, termasuk di Kabupaten Pamekasan, hanya tersedia maksimal tiga jam dalam seminggu.

Padahal, itu sangat tidak cukup untuk bisa paham tentang agama, apalagi menyangkut etika moral yang ada kaitannya dengan praktik kehidupan sehari-hari, seperti etika bermasyarakat, etika berhubungan dengan sesama, bahkan dengan lingkungan alam sekitar.

"Hemat saya perlu ada gerakan khusus. Kalau misalnya tidak ingin menambah jam pelajaran, paling tidak guru-guru yang mengajar pelajaran tertentu perlu paham tentang agama, sehingga pendidikan agama bisa diselipkan saat mereka menyampaikan pelajaran di kelas," katanya.

Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan, fakta yang terjadi di lapangan selama ini yang sering melakukan tawuran adalah siswa pada lembaga pendidikan yang secara nyata memang kurang dalam untuk memahami agama.

Ia mencontohkan seperti siswa SMA, SMK dan SMP, sedangkan siswa dari lembaga pendidikan yang banyak mengajarkan ilmu pengetahuan agama, semisal Madrasah Aliah (MA) dan Madrasah Tsanawiah (MTs), jarang terlibat tawuran.

"Saya bukan memastikan bahwa sekolah di lembaga pendidikan agama tidak akan tawuran. Tapi apa yang saya kemukakan berdasarkan fakta yang selama ini terjadi," kata Djuhaini menambahkan.

Sebagian praktisi pendidikan di Pamekasan juga sependapat bahwa pendidikan moral agama memang ikut menentukan dalam membentuk sikap perilaku siswa sehari-hari.

Misalnya, salah seorang guru swasta di lembaga pendidikan Islam Al-Falah Pamekasan, Misnadi, menyatakan, pendidikan moral agama ikut menentukan prilaku dan karakter anak, karena pada bidang agama anak tidak hanya diajarkan untuk tahu agama, tetapi juga dididik memahami etika agama. "Jadi selain ada pengajaran, ada pendidikan pula pada ilmu pengetahuan agama ini," katanya menjelaskan.

Aksi tawuran antarpelajar di Pamekasan sendiri tidak hanya siswa yang duduk pada lembaga pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas, tetapi juga sekolah lanjutan tingkat pertama, semisal SMP.

Bahkan, beberapa waktu lalu, siswa SMPN 3 Pamekasan juga sempat tawuran antarsesama siswa di lembaga itu di depan pendopo Bupati Jalan Kabupaten Pamekasan.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan Achmad Hidayat menyatakan, pihaknya sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pemahaman keagamaan para siswa di wilayah itu.

"Salah satu caranya, dengan mengharuskan calon siswa tahu baca tulis Al Quran. Rupanya upaya ini memang belum cukup. Kami sangat apresiatif dengan gagasan DPRD untuk mata pelajaran itu, karena itu mereka harus segera mengeluarkan regulasi untuk itu," kata Achmad Hidayat.


0 komentar:

Posting Komentar