twitter






a. Bimbingan Belajar
Para guru SMANSA dalam persiapan UN juga kebanjiran pesanan kursi dari para siswanya, bukan berarti guru SMANSA pada jualan kursi, melainkan para siswa memesan/ngeblock guru untuk mengajarinya diluar jam pelajaran atau yang sering disebut dengan les. Bahkan salah satu guru mapel exsak saat salah satu dari kami temui untuk membimbel, waktu beliau sudah di block sama siswa lain. ohh waooowwww... style belajar yang MUSTAJAB InsyaAllah, aamiin...

b. Stopmap
Mengingat lagi sebentar lagi kakak-kakak yang keren ini akan UN, maka untuk menaruh kertas fotocopyan yang begitu banyaknya anak kelas XII menggunakan STOPMAP dan style STOPMAP di kalangan SMANSABARA bukan hanya STOPMAP monoton yang berwarna hijau/kuning  tapi kita punya style stopmap yang unik-unik gambar dan warnanya, ada yang bergambar hewan/bunga-bunga bahkan ada yang polkadot-polkadot lucu.
»»  READMORE... (Baca Selengkapnya)


Salam Safety !


Siapa yang tak mengeti kata kasih dan sayang . 2 kata yang jika digabungkan menjadi klausa ini sudah sangat dipahami oleh sebagian besar orang . Terutama menjadi Lifestyle yang tak pernah lepas dari pergaulan, baik kasih sayang terhadap orang tua, saudara, sesama teman, lawan jenis, guru dan lain-lain .

Dari Paparazi yang kami lakukan , banyak sekali bentuk kasih sayang yang tercurah ! check it broott

cwek :"ayo kita mencari foto foto paparazi IPA 5 !!" cwok :"Oke brooo"

"Sweet moment when we were laughing together " ... gilee ternyata ada tanda-tanda #maho

Muuaacchh ! I love you friend :* (Bentuk kasih sayang yang dilakukan saat bercanda bersama)

R1 :"gimana ni cara praktek fisikanya ?" R2 :"Gini lho, pegasnya dipegang sambil dikasih beban" .. bentuk kasih sayang berlebih disaat praktek fisika #Ketahuan eaaa

"Eye contact " : Matamu menarikku , matamu mengandung medan magnet ya ??

iva :"ah, ngeliat foto diatas , jadi pengen disayang nih .." , dea :"tenang teman, ada aku disini kok," , nida :"jangan sedih yahh"

cwek :"ternyata kelas kita anaknya so sweet so sweet ya ... saling mengasihi , tanpa pandang bulu" , cwok :"ia , sampe foto yang dibawah ini juga so sweet banget, "

LOVE YOU FRIENDS ...........

Hadohh , jebule Ipa 5 parah-parah ... kie kasih sayang terhadap teman apa tanda-tanda maho ?? 

Jadi seperti itulah bentuk-bentuk kasih sayang yang tercurahkan dengan gaya yang berbeda ,
I LOVE MY FRIENDS

Nb : Foto ini 100% tidak menunjukan ke maho.an, hanya saja tidak sengaja tertangkap kamera . tidak usah dianggap serius karena hanya hiburan belaka . terimakasih untuk para model yang tidak sadar saat difoto .. peran kalian sangat besar , by : admin
»»  READMORE... (Baca Selengkapnya)


Ibadah tathawwu' (sunnah; yang dianjurkan) merupakan perkara yang akan menambah pahala, menggugurkan dosa-dosa, memperbanyak kebaikan, meninggikan derajat, dan menyempurnakan ibadah wajib.
Allah Ta'ala berfirman,
فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرُُ لَّهُ
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lah yang lebih baik baginya.” (Qs. al-Baqarah: 184).
Demikian juga, hal itu merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, setelah melakukan kewajiban-kewajiban. Karena, mendekatkan diri kepada Allah itu dengan cara beribadah kepada-Nya dengan ibadah yang hukumnya wajib atau mustahab (yang disukai; sunnah). Mendekatkan diri kepada-Nya bukan dengan ibadah yang bid'ah tanpa bimbingan sunnah atau dengan kebodohan tanpa bimbingan ilmu. Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits qudsi sebagai berikut,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Sesungguhnya, Allah berfirman, 'Barangsiapa memusuhi wali-Ku [Wali Allah adalah orang yang beriman dan bertakwa-pen.], maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hamba-Ku selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah nafilah (sunnah; tambahan; yang dianjurkan) sehingga Aku mencintainya.'” (HR. Bukhari, no. 6502).
Di dalam hadits di atas terdapat dalil, bahwa barangsiapa yang menghendaki dicintai oleh Allah, maka urusannya mudah baginya, jika Allah memudahkannya padanya. Yaitu dia melakukan kewajiban-kewajiban dan melakukan ibadah-ibadah tathawwu' (sunnah), dengan sebab itu, dia akan meraih kecintaan Allah dan walayah (perwalian) Allah.” (Al-Fawaid adz-Dzahabiyah Minal Arba'in Nawawiyah, hal. 143).
Kemudian, di antara amalan tathawwu' yang utama adalah puasa. Karena, puasa merupakan ibadah yang dapat mengekang nafsu dari keinginannya. Puasa juga akan mengeluarkan jiwa manusia dari keserupaan dengan binatang menuju keserupaan dengan malaikat. Karena orang yang berpuasa meninggalkan perkara yang paling lekat pada dirinya, yang berupa makanan, minuman, dan berhubungan dengan istrinya, karena mencari ridha Allah. Sehingga, itu merupakan ibadah dan ketaatan yang merupakan sifat malaikat. Sebaliknya, jika manusia mengumbar hawa nafsunya, maka dia lebih mendekati alam binatang.

Keutamaan Puasa Arafah

Di antara puasa tathawwu' yang paling utama adalah puasa Arafah. Yang dimaksud dengan puasa Arafah adalah puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat itu kaum muslimin yang melakukan ibadah haji berkumpul wukuf di padang Arafah.
Sebagian orang mendapatkan masalah ketika mendapati tanggal/kalender di negaranya berbeda dengan di Arab Saudi. Maksudnya, pada hari ketika jamaah haji sedang berkumpul di Arafah, yang hari itu adalah tanggal 9 Dzulhijjah di negara Arab Saudi, tetapi kalender di negaranya pada hari itu adalah tanggal 10 Dzulhijjah, umpamanya. Maka, apakah dia berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut kalender di negaranya sendiri, padahal di Arab Saudi masih tanggal 8 Dzulhijjah, dan para jamaah haji belum menuju Arafah. Atau dia berpuasa pada tanggal 10 Dzulhijjah menurut kalender di negaranya sendiri dan di Arab Saudi sudah tanggal 9 Dzulhijjah, dan para jamaah haji berkumpul di Arafah.
Dalam hal ini yang menjadi ukuran adalah wuquf di Arafah, bukan kalender di negaranya. Karena di dalam hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut dengan “puasa hari Arafah”, sehingga mestinya wuquf di Arafah itulah yang menjadi ukuran. Wallahu a'lam.
Keistimewaan Hari Arafah
Hari Arafah memang salah satu hari istimewa, karena pada hari itu Allah membanggakan para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah di hadapan para malaikat-Nya. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِي بِهِمُ الْمَلَائِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلَاءِ
Tidak ada satu hari yang lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya yang sedang berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, 'Apa yang dikehendaki oleh mereka ini?'” (HR. Muslim, no. 1348; dan lainnya dari 'Aisyah).
Olah karena itulah, tidak aneh jika kaum muslimin yang tidak wukuf di Arafah disyariatkan berpuasa satu hari Arafah ini dengan janji keutamaan yang sangat besar.
Marilah kita renungkan hadits di bawah ini, yang menjelaskan keutamaan puasa Arafah, yang disyariatkan oleh Ar-Rahman Yang Memiliki sifat rahmat yang luas dan disampaikan oleh Nabi pembawa rahmat kepada seluruh alam.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari 'Asyura' (tanggal 10 Muharram), aku berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no 1162, dari Abu Qatadah).
Alangkah pemurahnya Allah Ta'ala. Puasa sehari menghapuskan dosa dua tahun! Kaum muslimin biasa berpuasa satu bulan penuh pada bulan Ramadhan, dan mereka sanggup melakukan. Maka, sesungguhnya berpuasa satu hari Arafah ini merupakan perkara yang mudah, bagi orang yang dimudahkan oleh Allah Ta'ala.
Barangsiapa membaca atau mendengar sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang mulia ini pastilah hatinya tergerak untuk mengamalkan puasa tersebut. Karena, setiap manusia pasti menyadari bahwa dia tidak dapat lepas dari dosa.
Dosa Apa yang dihapus?
Apakah dosa-dosa yang dihapuskan itu meliputi semua dosa, dosa kecil dan dosa besar? Atau hanya dosa kecil saja? Dalam masalah ini para ulama berselisih.
Sebagian ulama, termasuk Ibnu Hazm rahimahullah, berpendapat sebagaimana zhahir hadits. Bahwa semua dosa terhapuskan, baik dosa besar, atau dosa kecil.
Namun jumhur ulama, termasuk Imam Ibnu Abdil Barr, Imam Ibnu Rajab, berpendapat bahwa dosa-dosa yang terhapus dengan amal-amal shalih, seperti wudhu', shalat, shadaqah, puasa, dan lainnya, termasuk puasa Arafah ini, hanyalah dosa-dosa kecil.
Pendapat jumhur ini di dukung dengan berbagai alasan, antara lain:
Allah telah memerintahkan tobat, sehingga hukumnya adalah wajib. Jika dosa-dosa besar terhapus dengan semata-mata amal-amal shalih, berarti taubat tidak dibutuhkan, maka ini merupakan kebatilan secara ijma'.
Nash-nash dari hadits lain yang men-taqyid (mengikat; mensyaratkan) dijauhinya dosa-dosa besar untuk penghapusan dosa dengan amal shalih.
Dosa-dosa besar tidak terhapus kecuali dengan bertobat darinya atau hukuman pada dosa tersebut. Baik hukuman itu ditentukan oleh syariat, yang berupa hudud dan ta'zir atau hukuman dengan takdir Allah, yang berupa musibah, penyakit, dan lainnya.
4- Bahwa di dalam syariat-Nya, Allah tidak menjadikan kaffarah (penebusan dosa) terhadap dosa-dosa besar. Namun, kaffarah itu dijadikan untuk dosa-dosa kecil (Lihat Jami'ul 'Ulum wal Hikam, syarh hadits no. 18, karya al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali).
Puasa Arafah untuk Selain yang Berada di Arafah
Kemudian, bahwa disunnahkannya puasa Arafah ini berlaku bagi kaum muslimin yang tidak wuquf di Arafah. Adapun bagi kaum muslimin yang wuquf di Arafah, maka tidak berpuasa, sebagaimana hadits di bawah ini,
عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ بِنْتِ الْحَارِثِ أَنَّ نَاسًا تَمَارَوْا عِنْدَهَا يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ بَعْضُهُمْ هُوَ صَائِمٌ وَقَالَ بَعْضُهُمْ لَيْسَ بِصَائِمٍ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِقَدَحِ لَبَنٍ وَهُوَ وَاقِفٌ عَلَى بَعِيرِهِ فَشَرِبَهُ
“Dari Ummul Fadhl binti al-Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, 'Beliau berpuasa.' Sebagian lainnya mengatakan, 'Beliau tidak berpuasa.' Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari, no. 1988; Muslim, no. 1123).
Setelah kita mengetahui keutamaan puasa hari Arafah ini, maka yang tersisa adalah pengamalannya. Karena setiap manusia nanti akan ditanya tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan. Semoga Allah selalu memberikan kepada kita untuk berada di atas jalan yang lurus. Amin.
»»  READMORE... (Baca Selengkapnya)


Foto Ibu Nugraheni saat study tour ke Pulau Dewata
Salam Safety !!

kali ini kami akan memperkenalkan Ibu Wali kelas kami Tercinta , imut-imut dan pengertian :D Beliau adalah Ibu Nugraheni yang sering disapa Bu Nug. Seorang bersosok baik hati ini sangat sabar menghadapi murid yang super aktif  (siswa siswi XII IPA 5) , tidak hanya itu , kami sebagai siswa sangat salut dan bercermin atas keteguhan Bu nug yang melaju dari Rumahnya Winong menuju sekolah setiap hari tanpa kenal lelah. Pengampu mata pelajaran Bahasa jawa ini memberikan gambaran sesosok Guru yang rela berkorban dan perhatian pada muridnya. Sebagai bukti bahwa Guru memang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa :) We love you Bu Nug ..
»»  READMORE... (Baca Selengkapnya)


Salam Safety !!

Sobat setia safety yang tercinta, kali ini safety memposting tentang Lifestyle dan trend di SMANSA BARA menurut kacamata kami siswa/i di kelas Ipa 5 secara singkat, padat dan berisi tanpa adanya unsur SARA, Porno, ataupun ngawur , semua dikemas secara aktual, tajam dan terpercaya .


Siapa yang tidak tahu "RAMES" ? dia adalah makanan yang biasanya dibungkus dengan kertas minyak, dengan nasi secukupnya serta lauk seperti jangan tempe, mie , telur dll . Di SMANSA BARA , hampir semua siswanya menutrisi kebutuhan lambung dengan makan makanan  yang murah meriah ini . Untuk mendapatkan makanan inipun sangat mudah, karena hanya dengan jalan sebentar ke kantin , tersedia RAMES yang dijual dengan berbagai aneka lauk yang menggugah selera .

makan bersama memang selalu nikmat :D
suasana saat makan rames bareng bareng :D so sweet
Makan rames sudah menjadi Lifestyle / Gaya hidup pelajar yang notabene baerkantong tidak tebal , hal ini ditujukan dengan adanya pengembangan usaha siswa dengan menjual Rames sebelum pengayaan . Usaha ini selain menguntungkan, juga memberi manfaat bagi  siswa yang tidak sempat membawa bekal dari rumah ke sekolah, selain itu , Dengan memenuhi kebutuhan pangan siswa, siswa bisa lebih berkonsentrasi dengan pelajaraan terutama disaat pengayaan . Alhasil pintarlah yang kami dapat :D

Salah satu contohnya Kelas IPA 5, dengan lifestyle selama pengayaan : Lihat gambar
UDAH BERASA KAYA WARUNG :D

Sekelas makan rames yang dijual gilang rame-rame ditraktir Andika pas ultah, terus besoknya ditraktir Randy yang habis menang lompa geografi, sama besoknya lagi ditraktir sama nunung yang syukuran ulangtahunya :D makasih ya ! ngerti deh kalo kita kelaparan..
nggak usah repot repot makan pake plastik atau pake tangan .. udah disediain juga sendok "pastinya tanpa harus nyuci" . rental sendok udah termasuk fasilitas dari penjualan rames lho !

makan yang penuh dengan konsentrasi ,"foto diambil saat pulang sekolah sebelum pengayaan"

nggak cuma RAMES ! di IPA 5 juga jual air mineral lho ! cuma Rp 500,00,- . mending daripada repot-repot turun ke lantai 1 buat beli :D #jiwajiwaUsaha


Alhasil setelah pada kenyang , giliran ngrepotin petugas kebersihan sekolah ni, tong sampah pada penuh semua .. dan isinya nggak lain ya bungkus rames + gelas plastik air mineral .

kesimpulanya , dengan gaya hidup yang sederhana siswa SMANSA BARA mampu mencetak otak yang CERDAS, KREATIF , BERTAQWA . Inilah salah satu mengapa SMANSABARA selain favorit , juga UNIK :) We Love Our School ...
»»  READMORE... (Baca Selengkapnya)


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Banyak pertanyaan ditujukan tentang hukum puasa 'Arafah di tahun ini yang jatuh pada hari Sabtu, 05 November 2011 M. Sementara di sana ada larangan berpuasa di hari sabtu saja. Sehingga sebagiannya ada yang menyiasati dengan berpuasa pada hari Jum'atnya, agar tidak jatuh dalam larangan berpuasa pada hari Sabtu saja.
Jumhur ulama berpendapat, dimakruhkan berpuasa pada hari Sabtu saja. Karena menghususkan puasa pada hari Sabtu menyerupai puasa orang Yahudi. Pemakruhan ini juga dilandaskan kepada hadits dari Abdullah bin Busr, dari saudara perempuannya, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda,
لا تَصُومُوا يَوْمَ السَّبْتِ إِلا فِيمَا افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ أَحَدُكُمْ إِلا لِحَاءَ عِنَبَةٍ، أَوْ عُودَ شَجَرَةٍ فَلْيَمْضُغْهُ 
"Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan atas kalian. Jika salah seorang kalian tidak mendapatkan (makanan) kecuali kulit anggur atau tangkai pohon, maka hendaklah ia mengunyahnya." (HR. Abu Dawud no. 2421, Al-Tirmidzi no. 744, Ibnu Majah no. 1726, dan Ahmad 6/368. Syaikh al-Albani menshahihkannya dalam al-Irwa', no. 960, Abu Isa al-Tirmidzi mengatakan: Ini hadits hasan. Sedangkan makna pemakruhan dalam hal ini adalah seseorang menghususkan puasa pada hari Sabtu, karena orang Yahudi mengagungkan hari Sabtu.)
Makna Falyamdhuh-ghu (maka hendaklah ia mengunyahnya) menunjukkan anjuran sangat untuk berbuka.
Namun diakui banyak juga ulama yang tidak menerima hadits ini, mereka menilai hadits ini memiliki cacat. Imam Malik mengatakan, "Hadits ini adalah hadits dusta."Abu Dawud berkata, "Hadits ini mansukh." Al-Hafidz Ibnul Hajar berkata, "Hadits ini mudhtharib (kacau)." Al-Thahawi berkata, "Hadits ini syadz (rancu). Demikian juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan selainnya menilainya memiliki cacat. Sehingga mereka yang mendhaifkan hadits ini berpendapat, tidak mengapa (boleh) berpuasa pada hari Sabtu walaupun dikhususkan. Oleh karenanya, Mereka lebih mengutamakan dan sangat menganjurkan untuk melaksanakan puasa-puasa yang disyariatkan walaupun bertepatan dengan hari Sabtu, seperti puasa 'Arafah dan lainnya. (Lihat: Shahih Fiqih Sunnah (Terjemahan), Syaikh Abu Malik Kamal: 3/198)
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata, Para sahabat kami berkata: Dimakruhkan menghususkan puasa hari sabtu. . . dan yang makruh adalah ifraduhu (puasa hari sabtu saja). Jika ia menggandengnya dengan puasa hari lain, tidak dimakruhkan, berdasarkan hadits Abu Hurairah dan Juwairiyah. Dan jika ia bersesuaian dengan satu puasa (yang disyairatkan) bagi orang, maka tidak dimakruhkan. (Al-Mughni: 3/52)
Maksud hadits Abu Hurairah di atas adalah apa yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim, Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata: Aku mendengar Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لا يَصُومَنَّ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِلا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَه
"Janganlah salah seorang kalian berpuasa pada hari Jum'at kecuali ia juga berpuasa sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya."
Sedangkan hadits Juwairiyah adalah yang diriwayatkan Al-Bukhari dalam Shahihnya, dari Juwairiyah binti al-Harits Radhiyallahu 'Anha, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menemuinya pada hari Jum'at dan bertanya, "Apakah engkau berpuasa kemarin?" Ia menjawab, "Tidak." Beliau bertanya, "Apakah engkau hendak berpuasa besok?" Ia menjawab, "Tidak." Lalu beliau bersabda, "Kalau begitu berbukalah."
Kedua hadits di atas menunjukkan bukti jelas, boleh berpuasa hari Sabtu di luar Ramadhan bagi siapa yang berpuasa juga pada hari Jum'at.
Terdapat dalam Shahihain, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa Dawud, beliau puasa sehari dan berbuka sehari." Dan ini pasti akan pernah bertepatan dengan hari Sabtu secara sendirian pada sebagian gilirannya. Dari sini diambil kesimpulan, apabila puasa yang biasa dikerjakan (seperti puasa hari 'Arafah dan 'Asyura) bertepatan dengan hari Sabtu, maka tidak apa-apa bepuasa padanya, walaupun hari Sabtu saja.
Macam-macam Puasa Hari Sabtu
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan tentang macam-macam puasa hari sabtu:
Pertama, bertepatan dengan puasa fardu seperti puasa Ramadhan dengan pelaksanaan langsung atau qadha', puasa kafarat, pengganti penyembelihan hadyu tamathu'. Semua ini tidak apa-apa jika tidak menghususkannya karena diyakini memiliki keutamaan lebih.
Kedua, berpuasa sehari sebelumnya pada hari Jum'at, maka ini tidak apa-apa. Ini  sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Juwairiyah, istri beliau, yang berpuasa pada hari Jum'at:  "Apakah engkau berpuasa kemarin?" Ia menjawab, "Tidak." Beliau bertanya, "Apakah engkau hendak berpuasa besok?" ia menjawab, "tidak." Lalu beliau bersabda, "Kalau begitu berbukalah." (HR. Al-Bukhari)
Ketiga, hari Sabtu bertepatan dengan puasa-puasa di hari yang disyari'atkan, seperti puasa Ayyamul Bidh, hari 'Arafah, hari 'Asyura, enam hari di bulan Syawal bagi yang sudah selesai mengerjakan puasa Ramadhan, enam hari pertama di bulan Dzilhijjah maka tidak apa-apa. Karena ia tidak berpuasa padanya karena ia hari Sabtu, tetapi karena ia termasuk hari-hari yang disyari'atkan puasa di dalamnya.
Keempat, bertepatan dengan puasa yang biasa dikerjakannya, seperti orang yang sehari puasa sehari tidak (Shaum Dawud) yang hari puasa bertepatan dengan hari Sabtu, maka tidak apa-apa ia berpuasa pada hari itu. Hal ini seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat melarang mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya, "Kecuali seseorang yang terbiasa menjalankan berpuasa satu jenis puasa, maka tetaplah ia berpuasa."
Kelima, Ia menghususkan (mengistimewakan) hari Sabtu untuk berpuasa sunnah, ia berpuasa di hari itu saja. Inilah yang dilarang, jika hadits yang melarangnya shahih. (Diringkas dari Majmu' Fatawa wa Rasail al-Syaikh Ibni Utsaimin)
Kesimpulan
Berpuasa 'Arafah di tahun ini yang jatuh pada hari Sabtu (besok hari dari ditulisnya artikel ini) tanpa menggandengnya dengan puasa sehari sebelumnya, adalah tidak mengapa. Jadi tidak harus mengawalinya dengan puasa tanggal 8 Dzulhijjahnya. Bahkan menghususkan puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah) adalah tidak dibenarkan karena hadist-hadits yang menghususkannya tidak ada yang shahih. Namun jika berpuasa di hari Tarwiyah karena ia termasuk sepuluh hari pertama Dzulhijjah, -yang amal-amal shalih di dalamnya lebih dicintai Allah dan shaum termasuk dari amal-amal shalih tersebut-, maka tidak apa-apa. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com] Ust. Badrul Tamam
»»  READMORE... (Baca Selengkapnya)